Minggu, 15 Desember 2013

12:09


Hmmm aku buka kembali catatanku dan coba tuliskan sesuatu disana. Aku tersenyum kecil saat melihat sebuah kalimat yang ku tahu itu tulisan dari seseorang “love you”. kalimat tadi terletak dibawah, tepat disebelah gambar coretan wajah bajak laut. Tulisannya berwarna biru muda dengan gaya tulisan yang aneh tapi menarik. Aku pun baru sadar kalimat tersebut sudah berada disana hampir 2 tahun yang lalu, saat aku masih anak ingusan, mungkin.
Aku bolak balik kertas tersebut berharap ada coretan-coretan kecil yang mungkin nadanya serupa dengan tulisan pertama tadi. Aku menemukannya, namun nadanya berbeda, “kamu egois!”. Hmmm rasanya aku ingat satu hal, yah hubungan tidak pernah berjalan mulus, pasti akan ada batu kerikil yang menghalangi dan itu pun terjadi padaku. Aku lupa hari apa dan dimana, saat kami - saya dan yang menulis kalimat – sedang menikmati santapan siang disalah satu warung dekat sekolah, tiba-tiba hp ku berdering dan muncul satu pesan yang membuatku menyesal telah membacanya. Itu dari kawanku, yah kawan karibku. Dia memintaku untuk ikut tanding basket lawan SMA tetangga. Aku yang tidak bisa menolak ajakan kawanku tersebut berusaha meminta maaf pada si penulis kalimat tadi, namun dia hanya diam dan menatapku penuh rasa kecewa hmmm anak muda.
Aku langsung malas mengingatnya dan tak ada gairah untuk menulis lagi. Ku remas-remas kertas tersebut lantas aku buang keluar jendela kamar.  Sempat terbesit rasa menyesal telah membuang kenangan itu, tapi kemudian hilang dan kosong. Ah sudahlah…

Jumat, 13 Desember 2013

1:27


Menari dan menari,sebuah melodi indah mengalun merdu dalam lubuk hati
cahaya penuh kehangatan menyelimuti diri
mungkinkah ini cinta? Tak tahulah aku tak mau mengadili

Sebuah hentakan selalu terasa saat berdiam diri bersamanya
Jari-jari ini gemetar saat mata bertemu mata
Mungkinkah ini cinta? Aku bilang aku tak mau mengadili

Yahhh aku rasa ! ini gila ! gila sungguh ! ahhh sudahlah waktu yang kan menjawabnya

Senin, 09 Desember 2013

8:55

kadang hidup tak seindah apa yang dibayangkan
kadang hidup tak sebahagia seperti apa yang diharapkan
hidup ini bukanlah gula, yang akan selalu manis
bukan juga kecap, yang akan selalu kental dan hitam
ini soal perjuangan dan pengorbanan
bukan ingin datar, tanpa mau mendaki

Minggu, 08 Desember 2013

1:41

katanya cinta itu semu
katanya cinta itu buta
dan katanya cinta ituuuuuu
ahh sudahlah! tidak penting dengan teori-teori itu!
karena yang aku tau aku selalu rindu senyum itu

Senin, 18 November 2013

Kini


Mungkin sekarang namanya telah berubah, bukan lagi si kritis, bukan lagi si bijak.
Kini ia hanya duduk didepan meja kerjanya, menggoreskan pena berharap keadilan dibalik tulisannya.
Kini ia sedang tertunduk lesu, menunggu cahaya yang sebenarnya ada didepan mata.
Kini ia melangkah, menuju pintu yang hitam.
Dan kini ia hilang, menghilang dengan jejak ditelan oleh angkuhnya dunia.

Kamis, 07 November 2013

17:19

aku tidak tahu apa yang mesti aku goreskan pada lembar usang kali ini
aku kebingungan dengan semuayang telah terjadi
adakah satu makhluk yang mau mendengarkan ceritaku?
atau semuanya sibuk dengan dunia parasit ini.
rasanya aku ingin mati saja dan berakhir sampai disini
tapi itu hanya pikiran orang lemah
tidak kuat mental, tidak pernah belajar tentang kehidupan
masalah didepanmu nak! kau akan menghindar? sanksinya kau akan disebut pengecut seumur hidup
atau kan akan menangkapnya dan memperbaikinya? itu baru juara, meskipun tidak semudah memecahkan kaca

Sabtu, 19 Oktober 2013

Apa itu Seni ?


Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Para tokoh mendefinisikan seni seperti dibawah ini:

Alexander Baum Garton 
Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
Aristoteles 
Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
Immanuel Kant 
Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
Ki Hajar Dewantara  
Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Leo Tolstoy 
Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
Sudarmaji 
Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.

Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :
1.    Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik,seni suara, dan seni sastra seperti puisi dan pantun
2.   Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnya lukisanposter,seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
3.   Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang,film

dilansir dari Wikipedia, bahasa indonesia

apa sih manfaat ospek???


Ospek adalah kegiatan yang sering kali menjadi suatu hal yan menakutkan bagi mahasiswa baru. Karena pada prakteknya banyak sekali tindakan kekerasan, ajang balas dendam, ataupun perloncoan dalam kegiatannya. Misalnya mahasiswa baru disuruh membawa atau membuat atribut-atribut yang tidak jelas yang tidak ada manfaatnya. Kemudian para senior yang menjadi panitia ospek sendiri punya beberapa alasan yang memang wajar seperti, pertama, ospek sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antara senior dan junior, kedua, ospek sebagai cara membangun mental serta alasan-alasan lain yang memang logis.
Namun pada kenyataanya, ospek sering kali jadi satu kegiatan yang anarkis, dimana kekerasan dan merendahkan martabat orang lain adalah hal yang wajar dan menurut mereka itu salah satu cara untk membangun mental. Hello… kita disini sama-sama manusia mbabro! Menurut kita itu salah besar, karena tidak ada satupun tindak kekerasan yang mendidik. FYI, di luar negeri bullying baik dalam hal ospek atau apapun bisa dikenakan pidana, karena sama saja dengan menginjak-injak harga diri orang lain. Dalam pelaksanaan ospek yang sekarang-sekarang ini pun hanya melestarikan budaya feodal, yang dimana para peserta wajib menghormati para senior dan mengikuti aturan serta tindak tanduk mereka. Disini antara senior dan junior hanya beda umur, tingkatan dalam perkuliahan dan pengalaman (mungkin). Kita sama di mata Tuhan. Dengan cara di beri hukuman dan bentakan, dan tak sedikit “main tangan dan kaki” itu tidak efektif karena hanya akan membuat peserta merasa tertekan dan materi yang disampaikan pun tidak akan terserap dengan baik. Bukannya mendapatkan ilmu tetapi rasa kesal yang didapat. Lain di mulut, lain juga di hati. Itu yang banyakan junior rasakan ketika ospek.
Kemudian peserta sering kali di suruh membuat atribut-atibut yang aneh yang hanya menguras waktu dan tenaga, tidak ada manfaatnya. Contoh peserta disuruh membuat topi dari karton kemudian bawa barang-barang yang aneh. Disini kita bisa melihat begitu peserta membutuhkan biaya dalam membuat itu semua.  Sob, nyokap bokap kita bukan mesin ATM, yang setiap butuh uang tinggal gesek atau tinggal ngambil. Anehnya mereka menyebut itu semua sebagai penguji kreativitas. Kreativitas itu tanpa batas! Bukan dengan cara dibatasi seperti dibuat aturan cara membuatnya. Itu hanya menuruti apa yang disuruh, bukan kreatif. Dengan memakai atribut seperti itu kita ibaratkan boneka yang dengan seenaknya atau dengan gampangnya disuruh apa yang mereka inginkan. Biasakan berani untuk berkata “Tidak” pada sesuatu hal yang tidak pantas.
Menurut kita, banyak sekali hal yang bisa dilakukan dan lebih bermanfaat dari hal-hal diatas. Contohnya untuk melatih kerjasama dan solidaritas, para peserta bisaoutbound dengan cara menyenangkan tidak dibawah tekanan. Kedua untuk melatih kekritisan, bisa dilakukan dengan metode andragogy, yaitu dengan pelibatan langsung peserta dengan realitas sosial masyarakat. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan, hanya tinggal kita membuka diri dan membuat perubahan. Ospek tidak salah hanya sistemnya saja yang melenceng.

duet artikel oleh : Regiansyah "Gie" Pratama & Muthi Afina

Senin, 07 Oktober 2013

Sebuah pesan dari masa lalu


Ini hanyalah rangkaian huruf  dari seorang yang telah mati
Ini hanyalah susunan kata yang sudah basi
Mungkin kau akan menjauh ketika tahu siapa yang membuatnya
Kau akan bilang, “halah itu cuman omong kosong”
Semuanya selalu berfikir begitu
Tak ada rasa saling menghargai
Kau tahu? Saat kami para pejuang menusukan bambu runcing ke jantung para koloni?
Kami masih bisa menghargai bung! Kalau saja kami mau, sudah kami tusuk otaknya pakai garpu
Ini soal saling menghargai, kami bisa kuat karena saling menghargai
Bukan saling mencaci!

Hakikat cinta


Rasa yang menjelma menjadi bahagia
Tersirat dalam kalbu bersama cahaya matahari
Terlelap dalam buaian kasih
Dan terjatuh ke dalam sumur keindahan
Ketika kau merasa dirimu telah terjatuh, jangan mencoba untuk bangun
Namun rasakan dan nikmatilah rasa sakit dari jatuhmu itu
Saat kau melihat pelangi di pelupuk matamu
Dan saat kau merasa tertawa mu sangat lepas
Jangan pernah biarkan semua itu berlalu begitu saja
Karena itulah cinta

Kamis, 26 September 2013

hari ini

semuanya akan kembali pada waktu yang sama sekali tidak ada
bukan kemarin atau esok hari
bukan nanti atau masa lampau
bukan juga kenangan indah dan kenangan buruk
hidupmu hanyalah hari ini
berapapun umur kita, sehebat apapun pengalaman hidup kita
tetap kita tak pernah pergi dari hari ini
sang angkot yang cerdas menempel stiker "hari ini bayar besok gratis"
dia tau bahwa tidak akan pernah ada hari esok
abstrak memang
namun itu kenyataannya

#Gie pratama

tidak ada judul

mengapa kita bekelompok-kelompok ?
membuat manusia menjadi terkotak-kotak
sulit tuk berkawan
apakah kita memang harus begini ?
tak bisa bersatu dan tersenyum bersama
kepentingan kelompok lebih di utamakan
yahhh mungkin memang sudah wajar manusia berkelompok, itu dijelaskan di pelajaran ips
namun bukan dengan ini caranya ! bukan dengan diskriminasi dan tatapan sinis

Selasa, 24 September 2013

Soe Hok Gie

Kali ini saya akan membahas tentang sosok aktifis muda keturunan cina, yaitu soe hok gie. Saya menulis ini sebagai bentuk kekaguman saya terhadap karya-karya hidup beliau, meskipun meninggal pada usia muda namun semangat gie, sapaan akrabnya sampai saat ini masih menjadi obor bagi mahasiswa-mahasiswa yang pernah membaca kisah hidupnya. Saya pribadi sangat terinspirasi dengan cara-cara pemikiran beliau.  Soe Hok Gie lahir di Djakarta, 17 Desember 1942. Dia adalah seorang aktivis Indonesia  dan mahasiswa  Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. Dia adalah seorang anak muda yang berpendirian, yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Yang kemudian Buku hariannya diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).
Dan kemudian diangkat pula ke layar lebar dengan judul GIE yang disutradarai oleh riri riza sebagai interpretasi catatan kehidupannya.  Di film itu Nicholas Saputra yang berperan sebagai soe hok gie benar-benar membawa penonton ke masa tahun 60an pada saat jaman PKI dan TNI mulai memanas. Saya pertama kali menonton film itu sangat terinsprirasi dengan gaya berpikir Gie yang dimana dia sangat kritis, menentang apa yang dianggap-nya salah. Pula dengan puisi-puisi yang Gie tulis, membuat saya merinding ketika membacanya, banyak sekali kata-kata yang penuh makna dalam tulisan-tulisan Gie.
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997). Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama. Hok Gie meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, di puncak Gunung Semeru akibat menghirup asap beracun gunung tersebut. John Maxwell menulis biografi Soe Hok Gie dengan judul Soe Hok Gie - A Biography of A Young Indonesian Intellectual (Australian National University, 1997).
            Mungkin hanya sedikit saja yang bisa saya bagikan mengenai informasi tentang Soe Hok Gie, maaf apabila banyak kesalahan maklum masih newbie. lebih jelasnya bisa langsung saja menonton filmnya atau membaca buku nya.

aku hanya

aku bukanlah seorang pejuang 45, yang berjuang demi kemerdekaan
aku bukan juga superhero yang kerjaannya menolong orang dalam cerita-cerita komik
bahkan aku pun bukan seorang ibu yang tak pernah lelah mendidik anak-anaknya
aku hanyalah seorang anak manusia yang bertanya tentang arti kehidupan

Hanya coretan "mimpi"



cahaya silau dari balik kaca itu membangunkanku dari sebuah mimpi, mimpi yang bisa dikatakan bukan sebuah mimpi, atau mungkin harapan yang berubah mimpi, atau lebih tepatnya kenyataan yang menjadi mimpi.Sulit menjelaskannya saat bayang-bayang seseorang muncul dalam mimpi, terkadang dia hanya sesosok siluet, terkadang hanya suaranya saja, dan seringnya ia terlihat berdiri mematung sendiri diujung jalan sana. pikirku saat itu ingin sekali datang padanya, namun tiap kali ku coba sebuah benteng pasti menghalangi, ini hanya mimpi namun rasanya ini bukan hanya sekedar mimpi. ini seperti sebuah pesan, yah ini kumpulan cerita yang pernah kubuat, yang sekarang berubah jadi satu pesan, pesan kerinduan tepatnya. apa yang aku cari saat bermimpi? tak lebih ku hanya ingin mendekat padanya, memandang wajahnya lebih dekat, dan katakan "maaf", maaf karena telah membuat semuanya berubah, maaf karena membuat semuanya jadi tak nyaman. padahal aku yakin saat itu sedang fase-fase nyaman, namun karena sifat manusiaku dia pergi tanpa pamit. simpel memang namun rumit, kembali ku katakan ini hanya sebuah mimpi, mimpi orang galau, orang yang galau karena cinta. memalukan memang,namun ini soal rasa bung !
ini untukmu anak rantau ! iyah kamu ! yang selalu datang dalam mimpiku, yang selalu mematung di ujung jalan sana, menatapku dengan mata sayu, aku rindu ! rindu ocehanmu ! maaf, maaf anak rantau !

di kosong-kosong lebih lima belas menit