Mungkin sekarang namanya telah berubah, bukan lagi si
kritis, bukan lagi si bijak.
Kini ia hanya duduk didepan meja kerjanya, menggoreskan pena
berharap keadilan dibalik tulisannya.
Kini ia sedang tertunduk lesu, menunggu cahaya yang
sebenarnya ada didepan mata.
Kini ia melangkah, menuju pintu yang hitam.
Dan kini ia hilang, menghilang dengan jejak ditelan oleh
angkuhnya dunia.