Selasa, 24 September 2013

Soe Hok Gie

Kali ini saya akan membahas tentang sosok aktifis muda keturunan cina, yaitu soe hok gie. Saya menulis ini sebagai bentuk kekaguman saya terhadap karya-karya hidup beliau, meskipun meninggal pada usia muda namun semangat gie, sapaan akrabnya sampai saat ini masih menjadi obor bagi mahasiswa-mahasiswa yang pernah membaca kisah hidupnya. Saya pribadi sangat terinspirasi dengan cara-cara pemikiran beliau.  Soe Hok Gie lahir di Djakarta, 17 Desember 1942. Dia adalah seorang aktivis Indonesia  dan mahasiswa  Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. Dia adalah seorang anak muda yang berpendirian, yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Yang kemudian Buku hariannya diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).
Dan kemudian diangkat pula ke layar lebar dengan judul GIE yang disutradarai oleh riri riza sebagai interpretasi catatan kehidupannya.  Di film itu Nicholas Saputra yang berperan sebagai soe hok gie benar-benar membawa penonton ke masa tahun 60an pada saat jaman PKI dan TNI mulai memanas. Saya pertama kali menonton film itu sangat terinsprirasi dengan gaya berpikir Gie yang dimana dia sangat kritis, menentang apa yang dianggap-nya salah. Pula dengan puisi-puisi yang Gie tulis, membuat saya merinding ketika membacanya, banyak sekali kata-kata yang penuh makna dalam tulisan-tulisan Gie.
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997). Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama. Hok Gie meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, di puncak Gunung Semeru akibat menghirup asap beracun gunung tersebut. John Maxwell menulis biografi Soe Hok Gie dengan judul Soe Hok Gie - A Biography of A Young Indonesian Intellectual (Australian National University, 1997).
            Mungkin hanya sedikit saja yang bisa saya bagikan mengenai informasi tentang Soe Hok Gie, maaf apabila banyak kesalahan maklum masih newbie. lebih jelasnya bisa langsung saja menonton filmnya atau membaca buku nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar